Contoh :
BABAK 1
1. Di sebuah sekolah di Jakarta. Pagi itu para murid
kelihatan mulai dengan aktititasnya sehari-hari; Ada yang berangkat secara
sendiri-sendiri atau rombongan. Tiba-tiba Arjun beserta ganknya, datang dengan
mobil yang soundsystemnya digeber keras-keras seolah-olah dia mau memamerkan apa
yang dia punya. Selain Arjun ada Joni yang playboy, Bocel si tukang pukul, dan
juga Robi yang cuma pinter dalam teori cinta tapi terus ngejomblo. Arjun adalah
putera tunggak ketua yayasan sekolah. Ekspresi bermacam-macam dari penghuni
sekolah terhadap Arjun ada yang cuek,sinis bahkan simpati. Termasuk kelompok
remaja putri yang dikomandani Tari Ogut (nama beken dari Tari Wulandari karena
ada nama murid yang hampir sama dengannya yakni Tari Sukmaningsih). Gang Tari
terdiri dari Tari, Lina “Oneng” Nurlina, dan Setyowati si Jawir. (Ada potensi
komedi).
2. Bel berbunyi. Saatnya murid masuk ke kelas masing-masing.
Kelas 3c nampak ramai karena guru belum datang. Penghuni kelas saling bergosip
ria. Sedikit terlambat Pak Vandi masuk ke kelas. Suasana kelas hening, seperti
biasa karena wajahnya yang ganteng mirip seperti aktor India membuat para cewek
saling kasak-kusuk bersimpati dan yang sering dilakukan mereka adalah kirim sms
ke Hp diantara mereka. (Kejadian ini tahun 2003. Belum semua siswa punya hape).
3. Bu Rukmi (45 tahun, ibu 2 anak, guru BP) mengetuk pintu
kelas. Pak Vandi keluar kelas dan sebentar tertegun melihat Syahda, seorang
cewek mempesona yang mobilnya berhenti di kios majalah seberang tempat kostnya,
ia melihatnya saat mau berangkat ke sekolah. Akhirnya Pak Vandi memperkenalkan
Syahda, kelas riuh dengan celotehan para cowok. Pak Vandipun turut tertarik
mengingat iapun masih jomblo.
4. Ada bangku kosong dibelakang. Sebelum Pak Vandi menata
duduk Syahda maka secepat kilat Arjun yang duduk ditengah mengusir Joni yang
duduk disebelahnya untuk pindah kebelakang. Hati Arjunpun berbunga-bunga saat
itu karena Syahda duduk berdampingan dengannya. PDKT dan rayuan maut mulai
ditebar oleh si Arjun. (Ada potensi Komedi).
5. Saat menonton basket, Syahda bertanya2 tentang pak Vandi
ke Tari Ogut. Disini diceritakan tentang nama pak Vandi. Namanya sebetulnya
Irvandi dst. Karena kurang umum, ada yang manggil Irvan, Vandi, Wandi, atau
nama tengahnya Budi. Di sekolah, murid2 memanggilnya Pak Vandi. (Catatan: ini
tabungan informasi untuk adegan2 berikutnya). Pak Vandi memang salah satu guru
idola. Arjun yang tengah bermain, sadar dari gerak mata Shahda bahwa gadis itu
agak tertarik pada Pak Vandi. Arjun lalu memamerkan unjuk kebolehannya di
pertandingan Basket. Sorak-sorai mendukungnya. Diam-diam Syahda tertarik juga
akan diri Arjun. Tari Ogut mengajak Syahda masuk dalam kelompoknya.
6. Arjun yang mengejar Syahda menemuinya di kios majalah.
Saat itu Arjun beralasan mau membeli majalah yang membahas mobil dan tetebengeknya
maklum ia lagi gandrung untuk mempercantik mobilnya. Dalam obrolan itu Arjun
baru mengetahui bahwa Syahda ternyata penikmat puisi. (Catatan: Syahda itu tipe
Melankolik; Di scene ini ada informasi bahwa salah satu dari beberpa penulis
puisi pujaannya adalah Pulungsari).
7. Malamnya, di tempat kost, orangtua Vandi di daerah
menelpon macam2 dan mulai menyinggung soal jodoh tapi Vandi mengelak. Begitu
telpon ditutup, ada lagi telpon dari Pak Jo dari koran Rakyat Pos yang menanyai
kapan lagi ia bisa mengirim puisi. Vandi dengan Pak Jo sudah amat akrab dan
Vandi sering dipanggil Budi, nama tengahnya, dengan alasan nama Vandi amat
tidak umum. Saat duduk di depan laptop bututnya, ia teringat Syahda dan mulai
menulis puisi tentang Syahda yaitu Gerimis Nan Indah/GNI. (Disini ada informasi
bahwa untuk menambah penghasilan Pak Vandi sering buat puisi, artikel, cerpen
dan opini untuk dikirim ke majalah & surat kabar. Hasil honor ia
kumpulkan akhirnya kesampaian juga untuk membeli motor kreditan).
8. Beberapa hari berikutnya, Minggu. Syahda mau membeli
majalah lagi tetapi stok habis. Iseng-iseng Syahda baca-baca koran yang ada
disitu. Tak sengaja dia baca kolom puisi dan disitu ia menemukan puisi Gerimis
Nan Indah kiriman dari Pulungsari.
9. Syahda yang tertarik puisi dari Pulungsari lalu
mengoleksi puisi itu dengan membuat klipping di bukunya. Arjun yang datang dan
‘dicuekin’ karena kesibukan itu lantas pulang.
10. Arjun minta bantuan Joni si playboy untuk membuat puisi
untuknya. Tapi walaupun sudah dibelikan minuman berenergi dan macam-macam
cemilan, puisinya tetap jelek. Dalam keadaan terdesak Arjun bilang bahwa yang
pinter nulis sebetulnya adalah Robi. Robi lantas ditelpon. Sebetulnya Robi
malas. Tapi karena diancam, ia lantas menyanggupi. Tidak perlu diuraikan proses
pembuatan puisi oleh Robi. (Ada potensi komedi).
11. Dasar Syahda yang lagi kasmaran dengan puisi cinta
akhirnya kepincut juga sama Arjun. Ada respon sedikit di manfaatkan oleh Arjun
untuk ‘nembak’ dan mengumumkan bahwa Syahda adalah pacarnya. Padahal Syahda
baru sampai pada taraf tertarik saja pada Arjun.
12. Syahda minta tolong Mak Yem, pembantunya untuk menelpon
penerbit Rakyat Pos. Sementara itu ia dapat kabar dari Tari Ogut tentang ulah
Arjun yang ketahuan mabuk di kantin sekolah. Tak lama Mak Yem bisa tersambung
dengan Pak Jo sebelum kemudian menyambungkan lagi dengan Syahda. (Ada potensi
Komedi).
13. Vandi mendapat email dari Syahda yang mengaku bernama
Ririn yang sangat tertarik dengan puisinya dan ingin belajar tentang cara
membuatnya. Vandi tak keberatan.
BABAK 2
14. Syahda penasaran karena Pulungsari tidak pernah lagi
terlihat karya-karyanya. Kiriman emailpun tidak ada lagi. Padahal Syahda sudah
berkali-kali menanyakan melalui alamat email tersebut. Ia lalu menelpon Pak Jo
lagi dan dengan setengah memaksa lantas mendapatkan nomor telpon dan alamat
kost Pulungsari.
15. Saat di kantin Arjun datang menghampiri Syahda untuk
minta maaf atas kejadian mabuk-mabukan. Ia memberikan surat yang didalamnya
juga ada puisi (pesan ke Joni). Syahda cuek & dingin aja menerima surat
itu, hatinya sudah tak bergairah karena ia masih kepikiran Pulungsari.
(Catatan: di bagian ini ada informasi bahwa Pak Vandi sakit dan Syahda sama
sekali tidak menduga bahwa Pak Vandi adalah Pulungsari).
16. Dari Pak Jubir (pemilik kos) akhirnya Syahda tahu kalau
Budi ditempat tinggalnya Pak Vandi Sambudi lebih dikenal dengan nama panggilan
Pak Budi) sedang sakit typus dan opname dirumah sakit yang kebetulan jaraknya
hanya 100 meter dari situ. Karena tanggung, Syahda memutuskan mengunjungi di
RS. Apalagi saat itu jam besuk hanya tinggal setengah jam lagi.
17. Alangkat kagetnya Syahda saat ketemu Pak Vandi. Dia
hampir tak percaya dan tersipu malu kala mengetahui bahwa Pulungsari adalah Pak
Vandi. Karena setiap kontak ia selalu mencurahkan isi hatinya dan ternyata dia
adalah gurunya sendiri yang banyak menjadi idola di kelas.
18. Di kunjungan2 berikut, saat datang sendiri akhirnya
Syahda mengakui mengagumi sekaligus ada benih cinta dihatinya. Awalnya Pak
Vandi mengelak mengungkapkan perasaaan hatinya apalagi Syahda adalah anak
didiknya sendiri. Tentunya tak patut untuk menjalin cinta amtara guru dan
murid. Namun akhirnya kekukuhannya jebol ia mengakui Syahda ada dihatinya sejak
awal perkenalan dikelas.
19. Beberapa hari kemudian kabar kedekatan Pak Vandi dengan
Syahda sampai ke telinga Arjun. Ia mulai gerah dengan sikap Syahda. Saat
mengkonfirmasi ke Syahda, gadis itu tersinggung karena walaupun ia dnegan Pak
Vandi hanya berteman, menurutnya Arjun tidak berhak ikut campur. Lagipula
memang tidak ada hubungan istimewa antara Syahda dengan Arjun. Arjun pulang ke rumah
dengan perasaan dendam pada gurunya.
20.Arjun menceritakan kekesalannya terhadap Pak Vandi pada
kelompoknya. Selain sudah membujuk orangtuanya yang ketua yayasan sekolah, ia
juga minta bantuan kepada Robi, Joni dan khususnya Bocel dan kelompoknya untuk
merancang strategi (teror fisik dan mental) untuk menjahili Pak Vandi. Layaknya
partai politik yang ingin memenangkan calonnya mereka merancang beberapa
sekenario untuk menjatuhkan Pak Vandi agar tidak kerasan lagi mengajar di
sekolah tersebut. (Ada potensi komedi).
21. Arjun menempelkan selebaran di kantin untuk memfitnah
Pak Vandi. Hal itu ketahuan Bu Marni tapi menyadari bahwa Arjun adalah anak
ketua yayasan sekolah, ia hanya curhat pada Pak Vandi. (Catatan: ada informasi
bahwa Vandi tengah mencari beasiswa belajar ke LN. India adalah salah satu
pilihannya)
22.Syahda masih begitu asyiknya mencari inspirasi untuk
membuat puisi yang romantis. Hawa cinta yang menggebu dan keyakinannya akan
sosok pribadi Pak Vandi tak membuatnya terpengaruh akan isu-isu yang beredar
meski awalnya hatinya sempat galau.
23.Orang tua Syahda mendapat surat kaleng yang dilampiri
foto hasil jepretan kamera milik Arjun yang menyebutkan terjalinnya hubungan
percintaan antara Syahda dan Pak Vandi. Mak Yem yang menemukan surat itu
pertamakali. Syahda kemudian diinterogasi. (Ada potensi komedi ketika Mak Yem
ikut menginterogasi).
24.Teror mental. Di kelas Arjun dan kelompoknya mulai acuh
dan berulah saat mata pelajaran Pak Vandi. Ulah Arjun mendapat teguran dari Pak
Vandi namun tak digubris. Ledekan dan kata-kata Arjun membuat Pak Vandi naik
pitam dan tanpa sadar emosinya muncul menantang duel secara jantan.
25.Teror fisik direncanakan. Bocel dan kelompoknya siap
menghadang Pak Vandi sewaktu perjalanan pulang dari sekolah tapi Robi mendadak
kebelet. Begitu sudah beres, mendadak ketua mereka (Bocel) tiba-tiba sakit
gigi. Rencana kemudian digagalkan karena momentumnya sudah terlewat. (Ada
pontensi komedi).
26.Perilaku dan ucapan dikelas terhadap Arjun masuk laporan
ke Kepala Sekolah, diadakan Arjun rapat guru atas desakan orang yang
berpengaruh (Bapaknya Arjun). (Catatan: Hasil rapat dirahasiakan pada pembaca).
27. Syahda yang akrab dengan Mbak Yem, menunjukkan puisi
pertama bikinannya yang ia buat atas saran2 Pak Vandi yang ditulis tangan di
atas kertas pink dengan tekstur khusus. Menurut Mak Yem, puisinya cukup bagus.
Syahda senang dan akan menyerahkan pada Pak Vandi di pertemuan pertama. (Ada
pontensi humor).
28. Pertemuan Pak Vandi dengan Syahda. Syahda yang sudah
sangat jatuh cinta meminta ijin agar diluar sekolah ia memanggil nama Vandi
tanpa embel2 ‘pak’ layaknya seorang kekasih. Pak Vandi tidak menanggapi.
Melihat raut wajah murungnya, Syahda penasaran dan akhirnya mendapat info bahwa
Pak Vandi dikeluarkan dari sekolah. Pak Vandi yang tahu bahwa Syahda
mencintainya buru2 menyergah ketika Syahda akan mengutarakan isi hatinya.
Alasannya: ia terlanjur akan belajar ke LN karena mendapatkan beasiswa. Syahda
sedih dan terjadi perpisahan di antara mereka berdua. Saat Arjun menegur, Syahda
malah menatap dengan benci. Saat itu Arjun tahu bahwa cintanya pada Syahda
telah sepenuhnya ditolak.
BABAK 3
29. Empat tahun berlalu. Di pertengahan tahun 2007(?),
terlihat di kantin sebuah kampus Joko sedang ngobrol. Mereka berdua telah
berada di India. Sendau gurau berkisar pada para mahasiswi yang lalu lalang
didepan mereka. Lagi-lagi ada telpon dari orangtua Vandi yang menanyakan kapan
ia mendapatkan pasangan hidup. Vandi sampai hafal kata2 nasihatnya seperti
“bapak-ibumu kan sudah tua. Kami ingin segera meminang cucu.” (Catatan: ada
informasi bahwa Vandi segera mengakhiri kuliahnya dan akan kembali ke Indonesia
esok lusa).
30. Jasmine (mahasiswa asal Indonesia yang
sekampus,manis,cerdas,supel) menemui Pak Vandi di perpustakaan. (Catatan:
berikan latar-belakang gadis India). Jasmine sendiri yang menurut pantauan dan
perasaanya ada perhatian lebih padanya.
31. Di pesawat ke Jakarta, saat melihat seorang gadis
Indonesia, Akso teringat Syahda. Ia membuka dompetnya dan mengelurkan lipatan
kertas buram dan membaca puisi yang gadis itu pernah buatkan untuknya.
32. Hari sudah malam saat Vandi tiba di bandara Jakarta. Di
saat yang nyaris bersamaan ternyata ada pesawat dari Singapore yang tiba. Saat
menunggu koper di ban berjalan, Vandi menelpon Joko. (Ada pontensi komedi
disini). Ia juga menceritakan bahwa ia membaca puisi Syahda. Menurut Joko, jika
Syahda itu soulmate, Vandi akan bertemu lagi dengannya dalam suatu cara yang
tidak disangka-sangka.
33. Koper Vandi ternyata koper yang terakhir didapatkan
penumpang pesawat. Hari makin larut. Karena faktor kehati-hatian, Vandi tidak
sembarangan memilih taksi untuk mengantarnya ke losmen sebelum melanjutkan
pulang ke daerah asal besok paginya. Taksi pilihannya ternyata hanya tinggal
satu. Saat ia akan memakai taksi itu, ia berebutan dengan seorang gadis. Ia
kaget saat mengetahui bahwa gadis itu adalah Syahda yang baru saja mengikuti
pelatihan sebagai management trainee di Singapore. Mereka kikuk. Tak ada
pilihan lain, mereka lantas naik taksi yang sama menuju Jakarta.
34. Di taksi, mereka tidak banyak bicara. Vandi tiba duluan
di tempat tujuan. Saat hendak membayar ongkos secara sebagian dari dompetnya
terjatuh kertas warna pink dengan tekstur/pola khusus. Syahda mengenalinya
sebagai kertas puisi buatannya. Syahda diluar dugaan mengeluarkan selembar
kertas kecil lain dari dompetnya. Ternyata itu adalah klipping puisi Gerimis
Nan Indah. Karena masih jomblo, Syahda menguatkan diri dan menyatakan isi
hatinya. Vandi ternyata terdiam dan ini membuat Syahda kuatir apakah Vandi
sudah berkeluarga atau belum. Tak lama, hape Vandi berbunyi. Ternyata itu
adalah telpon dari keluarganya. Saat mereka bertanya lagi pertanyaan yang
itu-itu juga, Vandi sengaja menghidupkan speaker phone agar didengar oleh
Syahda. Ketika mereka mengulang pertanyaan, Vandi menjawab bahwa ia sudah
memiliki seorang calon pendamping hidup yang saat itu tengah ada bersama-sama
dirinya.
TAMAT
V. DRAFT AWAL
VI. DRAFT AKHIR
Untuk dua contoh di atas tentu tidak dapat diuraikan disini
karena sudah merupakan satu kesatuan novel secara utuh. Yang jelas, Draft Awal
adalah naskah dimana Storyline 3 babak diuraikan tiap scene atau adegan. Draft
Akhir adalah untuk proses Aging/pendiaman, termasuk memperhalus kata-kata.
TIPS:
Dalam membuat novel ada begitu banyak hal yang perlu
diperhatikan. Beberapa di antaranya:
1. Perombakan nama tokoh, tempat, serta lokasi kejadian, dan
bahkan struktur cerita, masih diperbolehkan hingga tahap pembuatan storyline.
Setelah memasuki draft awal, semua itu ditabukan.
2. Momok paling menentukan adalah kebuntuan. Deadlock. Tapi
selama semangat menulis tetap membara dan selalu berdoa minta kepinteran sama
Yang Maha Kuasa, percayalah, deadlock hanyalah kerikil kecil yang dengan mudah
kita cemplungin ke got.
3. Metode pembuatan sinopsis 3 babak bukan metode baku.
Penulis bisa membuat dengan format lain. Kendati demikian, sinopsis 3 babak
merupakan pola yang paling banyak dipakai dalam pembuatan sebuah cerita
berdurasi panjang.
4. Hindari tokoh atau kejadian yang mendadak muncul di
tengah cerita dan akibat berdampak bahwa kemunculannya ‘maksain.’ Jika hal itu
mau dilakukan, perlu ada ‘tabungan informasi’ di awal cerita.
5. Hati-hati dengan pemberian nama tokoh. Kemunculan tokoh
(bukan tokoh utama) yang diberi nama, harus punya tujuan. Entah dengan cara
akan muncul lagi di bagian berikut, atau akan memberi unsur kejutan bagi
pembaca. Nama tokoh yang terlalu banyak akan membuat pembaca dibingungkan.
Selamat mencoba!
ditulis oleh : Marthino Andries
sumber dari:
http://merch1lie.blogspot.com/2010/06/cara-menerbitkan-novel.html
0 komentar:
Posting Komentar