Seharusnya Adin merayakan kebahagiaannya. Ia baru saja
mendapatkan pacar baru. Tapi entah apa yang terjadi, ia malah tak menyukai
keadaan ini. Tadinya ia adalah seorang gadis biasa, sampai akhirnya Regha
menjadi pacarnya, membuatnya dalam sekejap naik daun.
Yang terkenal sebenarnya bukanlah Adin,
melainkan Regha. Tak dapat disangkal Regha memang tipe lelaki idaman, segalanya
ia punya. Kecakepan, kekayaan, ketenaran, tak heran jika Regha selalu dikelilingi
banyak fans. Itulah yang membuat Adin tidak merasakan kenyamanan. Kemanapun ia
berada seolah banyak mata menatapnya sadis, dengan pandangan iri, mencela,
serta merendahkan.
Awalnya Adin mencoba bersikap biasa,
namun lama-kelamaan ia jera. Ia sangat merindukan hari dimana ia dapat dengan
leluasa pergi kemanapun tanpa tatapan sadis itu. Kini kenyamanan itu tak lagi
dirasakannya. Apakah karena ia tak pantas bersanding di sisi Regha?
Sejak awal Adin menyadari, tak
seharusnya ia mendapatkan cinta Regha, tak seharusnya ia bersanding di sisi
Regha. Perbedaan di antara mereka terpaut terlalu jauh. Regha begitu mempesona,
sedangkan Adin merasa tak lebih hanya seekor bebek buruk rupa. Atas dasar
pemikiran itulah Adin memutuskan untuk meninggalkan semua, dan kembali pada
kehidupan di masa lalu, sebelum ia pacaran dengan Regha, dan sebelum adanya
tatapan sadis itu.
Oleh sebab itulah, Adin harus segera
mengakhiri semua ini.
¶¶¶
Sepulang sekolah, tanpa banyak
membuang waktu lagi, Adin segera menuju kelas Regha untuk membicarakan hal yang
mengganjal hatinya itu.
“Wah…tumben sekali kamu datang, biasanya
aku yang menjemput…,” sapa Regha penuh kehangatan kala dilihatnya sosok Adin.
Adin memaksakan senyum.
Gelagat kesedihan yang terpancar dari
wajah Adin, membuat senyum Regha luntur.
“Apa ada yang terjadi?” tanyanya
khawatir.
Adin menggeleng pelan.”Hanya ada satu
hal yang aku inginkan.”
“Sepertinya serius, kita bicara saja di
kantin,” ajak Regha.
Mereka duduk berhadapan di salah satu
meja kantin.
“Sekarang, ceritakan apa yang terjadi?
Apa mereka mengganggumu lagi?” Tanya Regha penuh kekhawatiran, yang dimaksudkan
dengan mereka adalah fans-fans Regha.
“Itulah masalahnya. Mereka tidak pernah
menggangguku, yang mengangguku justru karena aku ada di sampingmu…,” cerita
Adin.
Regha bingung tak mengerti mencerna
kata-kata Adin.”Apa maksudnya? Aku masih belum mengerti, tolong diperjelas.”
“Jika saja aku tidak berpacaran
denganmu, apa mungkin aku akan menjadi seperti sekarang? Sejak kamu jadi
pacarku, aku merasa tiada tempat aman lagi bagiku. Dimanapun aku dipandang
rendah. Seolah semua dunia tertawa. Menertawakanku karena aku tak pantas
bersanding disisimu,” ujar Adin mengungkapkan segala rasa yang lama terpendam.
Ingin rasanya ia menangis, namun ia sadar disini bukan tempat yang cocok untuk
menangis. Nanti saja di rumah.
Regha tampak tercengang mendengar
keluhan Adin.”Kenapa kamu bilang seperti itu? Apa ada yang salah? Salahkah jika
aku ingin berpacaran denganmu? Apa hak mereka melarang?”
“Kamu bisa saja bicara seperti itu,
karena kamu tidak merasakannya. Aku lelah menahan semua tekanan ini, jadi
kumohon kita sudahi saja sampai disini. Aku sadar aku bukan orang yang tepat.
Kamu cari saja seseorang yang lebih sempurna, yang memiliki segalanya lebih
dari aku, dan kumohon kamu menerima keputusanku,” tuntut Adin telak. Ia tak
punya waktu lagi untuk mempertimbangkan. Ia sudah terlanjur lelah mengikuti
permainan ini.
Tanpa mendengar sepatah kata pun dari
Regha, Adin pergi meninggalkan kantin, meninggalkan Regha yang masih bingung.
Tiba-tiba saja Adin bicara seperti ini?
¶¶¶
Sejak saat itu, Adin dan Regha
tak lagi saling bicara. Ketika Regha hendak menghampiri Adin, tapi Adin
sepertinya menghindar. Bukan hanya sepertinya. Tapi memang menghindar.
Akibatnya, Regha tak lagi punya kesempatan untuk bicara.
Sampai suatu siang, takdir mempertemukan
mereka di salah satu toko buku.
“Hai….lagi cari buku apa?” suara yang
tak lagi asing di dengar oleh Adin.
Melihat Regha, tenggorokan Adin serasa
tercekat tak mampu berkata-kata. Ia ingin sekali menghindar.
Namun suara Regha lagi-lagi
menghalanginya.”Kalau terus-terusan menghindar, itu pengecut namanya.”
Adin menghentikan langkah, merasa
tersindir. Dihampirinya Regha.
“Baiklah kita perjelas semuanya
sekarang,” pinta Adin.
Regha tampak santai.”Kamu ingin berpisah
kan ? Tapi ku
tak ingin berpisah, lalu bagaimana?”
Adin tampak menahan amarah.”Sudah ku katakan
banyak cewek di luar sana
yang lebih sempurna dari pada aku, jadi kumohon cari saja yang lain. Apa
susahnya? Dan aku tak pantas jika harus terus berada di sampingmu. Jelas? Jadi
lebih baik kita berpisah.”
“Walaupun banyak cewek di luar sana yang lebih sempurna
daripada kamu, tapi bagiku, kamu tetap yang sempurna, dimataku kau tetap indah.
Justru kesederhanaanmu, ketidak pura-puraanmu, yang membuatku tertarik. Aku tak
peduli apa yang mereka katakan, dan aku tak sanggup jika harus berpisah
denganmu.”
Adin tercengang sesaat, benarkah apa
yang dikatakan Regha? Jujur saja kata-kata itu sedikit meluluhkan hatinya.
Sangat menyentuh.
“Aku tak mampu mengucapkan apa-apa. Ku
hanya ingin kamu tahu, perasaanku tulus adanya. Aku tidak menginginkan
seseorang yang sempurna dimata orang lain, tapi aku menginginkan seseorang yang
sempurna dimataku, dan orang itu kamu,” Regha melanjutkan kata-katanya.
Tak mampu lagi Adin menyangkal, kini
hatinya telah mencair. Setelah lama berpikir. Ternyata kata-kata Regha ada
benarnya juga. Adin kan
juga manusia yang berhak memilih siapapun yang akan menjadi pacarnya, entah itu
artis, pangeran atau putra presiden sekalipun kenapa tidak?
“Acuhkan saja mereka. Dan tanpamu aku
sangat kesepian, tiada lagi seseorang yang memberiku semangat, membuatku
bangkit, dan tiada lagi orang berbagi tawa apakah kamu masih mau
meninggalkanku?” Regha semakin memelas.
Adin menghampiri Regha. Senyumnya
perlahan terkembang.
“Aku juga tak ingin berpisah, tapi
lama-kelamaan aku juga tidak tahan dengan segala tatapan-tatapan itu. Tapi
mulai sekarang, akan ku coba untuk menerima. Mengacuhkan mereka dan tetap
berada di sisimu,” senyum Adin terkembang.
Kelegaan menyelimuti mendengar kata-kata
Adin. Akhirnya Adin kembali ke sisinya.
Bukan
kesempurnaan yang Regha cari
Namun seseorang yang sempurna di matanya
Karena jika kesempurnaan yang dicari, ia tak akan pernah merasa cukup
Karena di dunia tiada yang sempurna…
¶ TAMAT ¶
By
: Mustika ( XI-IA-1)
1 komentar:
Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
Yang Ada :
TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
Sekedar Nonton Bola ,
Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
Website Online 24Jam/Setiap Hariny
Posting Komentar