Sangat gersang
Hingga tak menyisakan tempat
Untuk tempat berseminya cinta
Hanya lahan untuk tumbuhnya kaktus berduri
Yang melukai setiap cinta yang mendekat
Hingga cinta itu menjauh pergi
Aku bahagia jika cinta itu menjauh
Aku bahagia hidup seperti ini
Bebas dan lepas
Karena aku tak ingin jatuh lagi
Hanya karena cinta bodoh
a
Efek patah hati adalah hatiku terasa mati. Mati untuk urusan cinta yang hanya bulshit. Cinta yang kata banyak orang berikan bahagia. Namun nyatanya? Banyak yang terluka karena cinta. Banyak kasus bunuh diri juga karena cinta. Banyak kasus pembunuhan juga karena cinta. Karenanya, aku tak mau menjadi satu diantara mereka, orang yang kehilangan akal sehat hanya karena cinta. Maka aku putuskan untuk mengosongkan hati. Mengusir setiap cinta yang datang mendekat. Menutup hati untuk laki-laki manapun yang hanya tawarkan ilusi lewat bualan manisnya.
Jomblo berarti bebas. Hidup bebas seperti ini sangat menyenangkan. Rasanya…sangat bahagia. Bebas sebebas pasir di gurun pasir, terbang bebas tertiup angin. Bebas sebebas burung, bisa terbang kemanapun ia kehendaki. Aku biarkan hati ini kosong tertutup rapat. Hingga tak sisakan celah ruang untuk masuknya virus cinta.
a
Berawal dari sebuah kegiatan organisasi yang akan melakukan kunjungan radio ke Surabaya, mengharuskan aku menempuh perjalanan ke Surabaya untuk mencari lokasi sebuah radio yang dikunjungi. Tentunya aku tidak sendirian, Kak Ardha yang akan menemaniku. Sebenarnya aku sudah mengenal Kak Ardha sejak lama hanya belum terlalu dekat.
Perjalanan panjang yang melelahkan pun kami tempuh. Berboncengan naik sepeda motor dari Malang – Surabaya. Awalnya aku tak ada perasaan apapun, sama sekali tak ada. Aku rasa perjalanan kali ini pun hanya biasa saja.
Aku kembali tekankan pada diriku, aku tidak ingin jatuh cinta. Aku masih ingin menikmati kebebasan. Aku tak ingin terbuai ilusi keindahan cinta belaka. Jadi, segera aku kubur kembali bibit cinta yang mulai tumbuh dihatiku, aku tak ingin menyiramnya. Akan ku kuburkan dalam tanah gurun tandus sehingga takkan tumbuh.
Tapi bagaimana jika Tuhan berkata lain?
Di tengah perjalanan pulang, motor yang kami kendarai tiba-tiba mogok di tengah jalan. Di sepanjang jalan raya Pasuruan-Malang. Aku panik, waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam, sedangkan hari sudah malam, sulit menemukan bengkel, sementara Malang masih jauh.
Kak Ardha segera ambil tindakan, dia memeriksa motor, mengecek mana kira-kira menyebabkan motormogok. Sama sekali tak ada raut kecemasan diwajahnya membuatku merasakan ketenangan. Dia mengotak atik beberapa elemen motor, entah apa, sedangkan aku menunggu.
Menit-menit berlalu, Kak Ardha belum menemukan titik terang, ia pun putus asa.
“Aku nggak tahu motor ini kenapa,” ujar Kak Ardha singkat.
“Terus, sekarang kita harus bagaimana?” tanyaku panik.”Malam-malam mana ada bengkel yang buka?”
“Mungkin mesinnya kepanasan, kita tunggu kira-kira setengah jam dulu, sampai dingin, siapa tahu nanti bisa,” jawab Kak Ardha yang entah kenapa sanggup menenangkan hatiku.
Mulanya ingin ku usir
Tak ingin kupersilahkan masuk
Tapi bodohnya kupersilahkan hati itu memasuki hatiku
Kupersilahkan singgah tuk sejenak memberikan kesejukan
Pada hati yang dilanda sepi
Dan saat aku ingin mengusirnya pergi
Sialnya hatiku sudah terlanjur kau curi...
a tamat a
0 komentar:
Posting Komentar