♥Y Serpihan Hati Y♥
Y Y
Aku menyadari memang akan seperti ini jadinya. Kuharus
menunggu lagi dan lagi. Kadang rasa lelah ini memaksaku untuk berhenti menanti,
menghapus segala mimpi dan anganku untuk memilikinya, namun ku tak mampu.
Karena…ku sudah terlanjur terjebak dalam kisah yang sama sekali tak kuketahui
bagaimana akhirnya nanti, dan memaksaku untuk tetap bertahan, menunggu waktu
yang kan
menjawab semuanya.
Seperti hari ini. Ketika kumulai yakin
dengan keputusanku untuk melupakannya, mengubur dalam rasa ini, namun lagi-lagi
Reno datang padaku
seolah memberi harapan. Membuatku lemah, akhirnya, ku urungkan niatku untuk
melupakannya. Mungkin butuh sedikit waktu lagi untuk membuatnya menyadari
perasaanku. Dan aku harus bersabar untuk menunggu waktu itu, waktu dimana ia
akan menyadari perasaanku.
Dia selalu
menceritakan masalahnya kepadaku. Hampir tak ada rahasia diantara kami, kecuali
perasaanku terhadapnya. Baginya aku ini teman baiknya. Walaupun aku hanya
dianggapnya sebagai teman baik, namun itu sudah cukup bagiku. Setidaknya,
walaupun aku tak mampu memilikinya, aku masih bisa berteman dengannya.
“Aku baru saja
bertengkar dengan Shella,” cerita Reno
pada saat jam istirahat.”Aku bosan kalau dia begini terus, rasanya aku ingin
sekali putus,” lanjutnya.
Aku tertawa
mendengar ceritanya, menutupi rasa kecewa. Sesungguhnya aku menelan pahit yang
teramat pahit. Selalu saja Shella yang
diceritakannya.
“Kalian sekarang
bertengkar, bilang bosan ingin putus. Tapi besoknya kalian baikan lagi. Lagu
lama!!!” Jujur saja, lama kelamaan aku jengah mendengar cerita Reno tentang Shella lagi dan lagi. Ingin rasanya
kuberlari, mengakhiri semuanya, namun entah mengapa ku tak mampu, dan aku
terpaksa bertahan.
Aku menghentikan
tawaku. Dalam hati aku berteriak kencang. YA
AKU SANGAT SENANG…!!
“Berapa lama aku
menjadi temanmu? Yang kamu ceritakan selalu saja Shella, lama-kelamaan aku
bosan. Sudah kukatakan berapa kali, cowok itu harus pengertian. Harus banyak
mengalah !!! yang sabar !!!” aku membela diri.
“Kamu nggak pernah
tahu…!!! Kurang pengertian bagaimana lagi?? Setiap keinginannya selalu saja
kucoba penuhi, tapi dia tak pernah sedikitpun menghargai,” lanjut Reno .
Itu karena kau sendiri juga tidak pernah
menghargaiku. Tahukah kamu? Mendengar semua ceritamu membuat hatiku serasa
tercabik. Jerit
batinku.
“Kalau menurutku,
kamu hanya punya dua pilihan. Kamu pertahankan hubunganmu dengan Shella, atau
kamu sudahi saja sampai disini. Sekarang terserah kamu !!!” aku mencoba memberi
saran.
Dahi Reno
bertaut, tampak berpikir.”Menurutmu aku harus bagaimana?” tanyanya meminta
pendapat.
Inilah saat
terberat yang kualami. Di satu sisi aku menginginkan hubungan Shella dan Reno segera berakhir,
agar aku punya kesempatan. Di lain sisi aku ingin membiarkan Reno tetap menjalin hubungan dengan Shella,
asalkan itu dapat membuatnya bahagia.
Aku mengambil
nafas berat, kupejamkan mata. Meminta maaf pada diriku sendiri untuk
kepura-puraan ini.”Jika tak sanggup melepas ya jangan dilepas, tapi jika kau
yakin ingin berpisah dengannya ya terserah. Semuanya terserah keputusanmu!!”
“Thank’s ya atas sarannya. Kamu memang temanku
yang paling baik !!!” suara Reno
membangunkan lamunanku. Kemudian ia berlalu, kembali ke kelasnya.
Aku hanya mampu
tersenyum getir mendengar kata teman baik, hanya teman baik !!! CATAT !!
Seharusnya aku mengerti Reno
tak akan pernah menyadari perasaanku ini. Baginya aku hanya teman baik.
Kutekankan sekali lagi HANYA TEMAN BAIK !!
Hanya datang padaku saat ku dibutuhkan dan
pergi saat ku tak dibutuhkan. Selalu saja seperti itu.
Y♥Y
Sore itu Reno
kembali datang ke rumahku. Dapat dipastikan dia akan menceritakan tentang
Shella lagi. Kapan sih Reno
akan menceritakan hal lain selain cerita tentang Shella? Awalnya aku menyambut
kedatangannya dengan perasaan kurang senang. Namun ketika ku menangkap
kesedihan terpancar dari wajahnya, sikapku seketika berubah. Aku menduga
mungkin saja Reno
baru putus cinta dengan Shella?
Seharusnya aku
tertawa senang. Akhirnya kesempatanku perlahan terbuka. Mungkin aku terlalu
jahat, tapi aku juga tak ingin membohongi diriku sendiri. Inilah yang selama
ini aku harapkan, berakhirnya hubungan Reno
dengan Shella. Namun entah mengapa, aku malah bersedih melihat kesedihan Reno . Serba salah !!!
“Sudah
berakhir,” cerita Reno
dengan nada sedih.
Aku terdiam. Ternyata benar dugaanku. Inginku
tertawa senang, inginku berteriak merayakan kemenangan. Namun ternyata hatiku
tak mampu berdusta, kuakui hati ini ikut menangis.
“Kenapa kamu
lepas jika tak ingin melepas?” ujarku lirih, ikut bersedih. Sungguh kali ini
bukan merupakan kepura-puraan.
“Tadinya aku
ingin mempertahankan, tapi entah mengapa kami malah bertengkar hebat. Dan tanpa
kusadari kata “putus” itu keluar begitu saja dari mulutku, dan akhirnya
berakhir, padahal sesungguhnya aku masih…” Reno tak mampu lagi melanjutkan ceritanya.
Dan aku pun tahu
apa yang ingin dia katakan. Sesungguhnya ia masih menyayangi Shella, sesungguhnya
perpisahan ini bukanlah akhir yang ia inginkan.
Aku menepuk bahu
Reno , sebagai
seorang teman aku menghiburnya.”Tak usah sedih, kan masih ada aku yang selalu menemani
he…he…he..,” hiburku dengan nada bercanda.
“Bagaimana kalau
malam minggu nanti kita nonton?” ajak Reno
tiba-tiba.
Dahiku berkerut
tak percaya.”Dalam Rangka?”
“Merayakan patah
hati,” jawab Reno
singkat.
Tanpa berpikir
dua kali aku mengiyakan.
Y♥Y
Tiada malam minggu yang lebih membahagiakan selain malam
minggu ini. Tak pernah terbayangkan
sebelumnya aku akan pergi berdua dengan Reno ,
bayangkan !!! Dengan Reno !! Kupastikan aku tidak sedang bermimpi. Sekarang,
mungkin aku hanya sebagai teman penghibur orang yang baru patah hati. Tapi
nanti aku percaya, cepat atau lambat aku akan membuat Reno dapat membaca rasa ini. Akhirnya aku
mulai menemukan titik terang menuju akhir penantian.
Dengan perasaan
bahagia yang teramat membara, aku menunggu kedatangan Reno di depan sebuah gedung bioskop. Kami
janjian bertemu disana pukul 19.00. Aku melihat jam di tanganku, masih
menunjukkan pukul 18.45. Rupanya aku terlalu bersemangat. Sembari menunggu Reno , terlebih dahulu aku
membeli pop corn dan minuman, lalu duduk seorang diri di salah satu bangku
panjang.
Menit-menit
berlalu dan Reno
masih belum juga datang. Akhirnya ku putuskan untuk menunggunya di dalam saja.
Sayang, jika filmnya harus terlewat.
Mataku menatap
lurus ke arah layar lebar di hadapanku, namun pikiranku sepenuhnya terpusat
pada Reno .
Dalam gelap berkali-kali aku mengarahkan pandangan ke tempat duduk kosong di
sebelahku. Tempat yang seharusnya ada Reno
disana.
Seiring biji
demi biji pop corn memasuki mulutku, seiring tegukan minuman legakan dahagaku,
namun hatiku tak juga terlegakan, hatiku tetap saja galau. Masih belum juga
tercium tanda-tanda Reno
akan datang . lagi dan lagi aku harus mengubur dalam segala harapanku. Reno tak akan pernah
datang. Dan keyakinanku terbukti. HP ku berdering. Aku segera mengangkatnya
ketika melihat nama Reno
tertera pada layar.
“Hallo,” suaraku
berbisik menjawab telepon.
“Hei…kamu
menunggu lama ya? maaf, sepertinya aku tak bisa datang, mungkin lain kali. Aku
sangat bahagia hari ini, dan aku tak ingin melewatkan hari bahagia ini. Besok
aku akan cerita selengkapnya,” terdengar suara ceria Reno
di seberang sana .
Aku tahu sebentar lagi pasti aku akan mendengar cerita yang tak ingin ku
dengar.
“O…,” balasku
singkat.
“Intinya aku baru saja baikan dengan
Shella !!! Udah dulu ya? Kita lanjutkan besok. Pulsa nipis !!!” Reno menutup telepon.
Begitu mudahnya kah Reno mengucapkan kata “maaf”? Tak tahukan
dia, betapa bahagianya aku saat dia mengajakku? Tak tahukah dia betapa
bahagianya aku saat aku mulai menemukan cahaya harapan? Dan mengapa lagi-lagi
harapan itu berujung pupus? Tidak untuk bersemi?
Terkadang inginku meninggalkan semua, melupakan
segalanya. Ku lelah selalu menjadi bayang tiada arti. Hati ini sudah terlanjur
terlukai, dan aku selalu merasakan seorang diri, tiada teman yang ingin kuajak
berbagi, tak seorang pun.
Gerimis hujan
mengiringi langkahku, seolah ikut menangisi kepedihan hatiku. Di tengah
rintikan air hujan, kumerasakan dinginnya malam yang sungguh teramat dingin.
Dada ini terasa sesak menahan luka. Dan aku pun menangis. Hati ini tak hanya
terluka, tak hanya tercabik, tak hanya tertusuk, namun tercacah, sisakan serpihan.
Dalam tangis, ku
menertawakan diriku sendiri, hanya mampu memendam rasa, tanpa ada keberanian
mengungkapkan. Dan ketika ku ingin mengubur dalam segala rasa, entah mengapa
aku tak sanggup.
Y♥Y
Pagi itu, aku kembali bertemu dengan Reno . Walaupun sangat marah, aku mencoba
untuk tidak menampakkan kemarahanku di depannya. Ku pasang topengku sekali
lagi. Berpura-pura baik-baik saja dan bersedia mendengar segala ceritanya
tentang Shella. Apa aku terlalu bodoh? Ataukah aku terlalu membodohi diriku
sendiri dengan segala kepura-puraanku? Kalaupun memang aku membodohi diriku
sendiri, aku rela, karena aku tak sanggup membayangkan, bagaimana nantinya jika
rasa ini terkatakan? Mungkin aku dan Reno
tak akan berteman baik seperti ini. Karena itulah aku memutuskan biarkan saja
seperti ini.
“Hei…,” sapa Reno dengan nada cerianya
yang khas.
Aku
tersenyum.”Bagaimana ceritanya kalian baikan? Katanya mau cerita selengkapnya?”
tuntutku.
“Emmm…aku minta
maaf sebelumnya, apa benar kemarin kamu tidak apa-apa?” tersirat suatu
ketulusan dari nada bicaranya.
“Memangnya
kenapa?” aku balas bertanya.
“Apa kamu tidak marah sama sekali? Aku kan sudah ingkar janji,
seharusnya kamu berhak marah,” jawabnya.
“Untuk apa aku
marah? Tak penting !! Sekarang bagaimana cerita kamu baikan dengan Shella?”
kualihkan pembicaraan ini, ku tak sanggup jika harus terus menutupi.
Akhirnya cerita
itu pun mengalir….
Mungkin inilah
takdirku, ku hanya mampu bersanding di sisi Reno sebagai seorang teman. Walaupun sekarang
tak berarti, tapi ku percaya suatu hari nanti, aku dapat merebut hatinya.
Perlahan aku akan membuatnya mengerti.
Walaupun waktu
yang kubutuhkan untuk menunggunya tak akan singkat, namun akan ku kuatkan
hatiku untuk bersedia menunggu. Dan aku akan berhenti menanti jika hati ini
sudah terlalu lelah, hingga tak sanggup lagi menunggu. Saat itu aku akan
mengubur segalanya, melupakannya dan mencari cinta yang lain. Namun untuk saat
ini, hati ini masih penuh dengan segala harap, masih penuh keyakinan cepat atau
lambat cinta ini akan terbalaskan. Sekarang yang dapat kulakukan untuknya
hanyalah mengikhlaskannya.
Walaupun hatiku
menangis, mungkin itulah harga yang harus kubayar untuk dapat melihat
kebahagiaan Reno .
Semoga
suatu hari nanti rasa ini terbalaskan…
♥Y Tamat Y♥
Y
Y
By : 므세_시원 (Muse_XI-IA-1)
1 komentar:
Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
Yang Ada :
TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
Sekedar Nonton Bola ,
Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
Website Online 24Jam/Setiap Hariny
Posting Komentar